you’ll remember a place/Someone’s touching your face/You’ll come back and you’ll look around you…..Michael jackson

Kaupun menceritakan padaku tentang warna warni aura pada sebuah perjamuan makan sore hari itu. Kau pandang jendela yang terbuka, pada pohon asam, bangunan, pelataran dengan tanah berdebu dan batu-batu, kau bilang semua memiliki aura. Pohon itu punya aura, bahkan batu itu punya aura.

“Kenapa kau bisa tahu perempuan itu hamil?”, tanyaku masih heran ingatanku tentang kejadian beberapa saat lampau ketika ia tengah berpapasan dengan seorang perempuan, dan perempuan itu memang mengiyakan kehamilannya yang jalan 5 bulan.

Aura perempuan itu abu-abu, katamu. Abu-abu karena ia tengah mempertaruhkan separuh nyawanya pada bayi yang dikandungnya.

Apa aura pohon dan batu-batu, tanyaku padamu, masih menyimpan keherananku tentang aura. Bahkan kini aku menjadi kikuk sendiri dihadapan dia–Jangan-jangan ia tengah menangkap warna auraku.

Hmm, katamu. menhela nafas. “Saat kau menendang batu-batu itu, maka aura batu itu akan nampak menjadi hitam dari sebelumnya yang berwarna-warni. Aku bicara soal warna dominan. aura warna yang dominan. Pohon itu juga berwarna-warni, tapi kadangkala saat seseorang tengah menjamahnya, atau angin, atau kupu-kupu, perubahan warna menjadi menakjubkan. Manusia yang memberlakukan pohon itu dengan buruk, aura pohon itu akan berubah dominan menjadi hitam. Kau, manusia, punya aura yang bermacam-macam tergantung emosi dan apa yang tengah dipikirkannya. Saat kau berfikir keras, akan muncul aura hijau, tetapi saat kau sakit menjadi abu-abu, lalu saat kau berfikir tentang romantisme, cinta, seksualitas, maka yang muncul kadang merah, kadang mendekati jingga.

Aku hanya diam. turut memandang ke jendela, pada bangunan tua, batu-batu, pelataran dengan tanah berdebu dan langit sedikit mendung dan suara lantang kendaraan yang bergerak di aspal depan tempat perjamuan kami ini. Tak ada yang perlu ku pikirkan saat itu, hanya aku teringat sesuatu….

Ibuku meninggal saat aku SMP. Beberapa hari sebelum ibuku meninggal, kulihat wajah ibuku seperti berseri. Dalam pembaringannya di kasur rumah sakit yang berwarna putih dan korden-korden yang berwarna putih, aroma obat, tembok-tembok putih, kulihat wajah ibuku seperti 10 tahun lebih muda. Aku tak tahu apa warna aura, tetapi wajah yang berseri, lebih cantik dan nampak muda itu terekam benar dalam benakku sampai kini.

One day in your life/ someone touching your face/ you’ll come back and look around you…